Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization di Mis Assasul Islam Kecamatan Mande
Keywords:
Team Assisted Individualization, hasil belajar, MatematikaAbstract
Kurang efektif dan menyenangkannya proses kegiatan belajar mengajar matematika adalah penyebab rendahnya hasil belajar siswa, serta kurang tercapainya kriteria ketuntasan minimal hasil belajar matematika. Tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui peningkatan partisipasi siswa, aktivitas siswa dan kemampuan serta keterampilan guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas Kurt Lewin dimana dalam satu siklus penelitian tindakan kelas terdiri dari lima tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi dan refleksi. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas III MI Assasul Islam Kecamatan Mande Kabupaten Cianjur yang berjumlah 43 orang siswa yang terdiri dari 21 orang laki-laki dan 22 orang perempuan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan tes tertulis, observasi aktivitas guru dan siswa, angket partisipasi siswa dan catatan lapangan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah lembar angket partisipasi, lembar observasi aktivitas siswa dan guru, soal tes dan aktivitas lapangan. Hasil penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization menunjukkan adanya peningkatan partisipasi aktivitas siswa pada Siklus I sebesar 3.38%, siklus II sebesar 3,51% dan siklus III sebesar 3.62% (Dengan indikator keberhasilan tertinggi 4.00%) hal tersebut berarti sudah cukup baik dalam merespon model pembelajaran yang diterapkan. Hasil belajar matematika siswa juga menunjukkan adanya peningkatan dari skor dasar 62,13 meningkat pada siklus I sebesar 71,58, siklus II sebesar 73,28 dan siklus III sebesar 78,67 yang berarti sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal pembelajaran matematika yaitu 75,00. Aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization juga menunjukkan adanya peningkatan pada siklus I sebesar 3,08%, siklus II 3,50% dan Siklus III sebesar 3,77% berarti sudah sangat baik dalam mendekati indikator keberhasilan sebesar 4%. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran mengalami peningkatan, ditunjukkan dengan peningkatan skor pada siklus I sebesar 3,17%, Siklus II sebesar 3,20% dan Siklus III sebesar 3,29%, berarti sudah sangat baik mendekati indikator tertinggi yang telah ditentukan yaitu 4,00%.
References
Arends, R. I. (2012). Learning to Teach. McGraw-Hill Education.
Daryanto, & Karim, S. (2017). Pembelajaran Tematik Terpadu. Gava Media.
Johnson, D. W., Johnson, R. T., & Holubec, E. J. (1994). The New Circles of Learning: Cooperation in the Classroom and School. ASCD.
Slavin, R. E. (1995). Cooperative Learning: Theory, Research, and Practice (2nd ed.). Allyn & Bacon.
Slavin, R. E. (2010). Instruction Based on Cooperative Learning. In R. Mayer & P. Alexander (Eds.), Handbook of Research on Learning and Instruction (pp. 344–360). Routledge.
Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabet.
Trianto. (2011). Model pembelajaran terpadu dalam teori dan praktik. Prestasi Pustaka.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
Citation Check
License
Copyright (c) 2024 Rudi Suharyadi, Nurnawati

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.